Ilmuwan Deteksi Bekas Hantaman Meteor 430 Ribu Tahun Lalu, Ada di Antartika

Ilmuwan Deteksi Bekas Hantaman Meteor 430 Ribu Tahun Lalu, Ada di Antartika Ilmuwan Deteksi Bekas Hantaman Meteor 430 Ribu Tahun Lalu, Ada di Antartika

Seorang ilmuwah asal Inggris mengklaim telah menemukan bukti adanya bekas hantaman meteor bahwa mengenai Bumi dalam 430 ribu tahun silam. Masih penuh hal lain lagi bahwa didapati melalui penelitian tersbut.

Menurut ilmuwan, hantaman meteor di Antartika terkandung menghasilkan lubang yang berukuran 100 meter.

"Temuan ini menyoroti bermanfaatnya menjumpai menilai kembali ancaman meteor berukuran sedang beserta potensi konsekuensi merusak Bumi," kata Matthias van Ginneken, ilmuwan dari Fakultas Ilmu Fisika di University of Kent.

Dilansir dari Independent, Selasa (6/4/2021), biar tidak mungkin menghantam bagian padat penmasih dempet Bumi, tapi meteor semacam itu dapat menyebabkan kerusakan adapun mengancam jiwa.

Awalnya, van Ginneken menemukan sejumlah partikel ekstra-terestrial hadapan puncak Walnumfjellet, sebuah gunung hadapan Antartika timur.

Penemuan ini mengindikasikan adanya semburan material adapun meleleh dan menguap dari meteor, di mana material itu menguncupi area melingkar setidaknya 1.200 mil.

Studi akan diterbitkan jauh didalam jurnal Science Advances ini, mengmenyingkapkan bahwa bukti dari peristiwa semacam itu tetap berharga untuk memahami sejarah dampak meteor tersebut dan memperkirakan efek berbahaya dari dampak meteor hadapan masa depan.

"Efek nan parah daripada dampak sebagai itu dapat dirasakan sangkat ratusan kilometer. Jika dampak sebagai itu terjadi ratusan kilometer daripada daerah alat penmelungguh, jumlah kerusakan tidak dapat diabaikan maka perlu diperhitungkan," tambah van Ginneken.

Ia menambahkan, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan tentang tingkat dampak tersebut dempet masa lampau lagi seberapa sering hal itu mungkin terjadi dempet masa depan.

Itulah temuan ilmuwan akan mendapati bukti adanya hantaman meteor di Antartika akan 430 ribu tahun silam. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).